sebuah cerita renungan, dgn judul .... USTAD,
SAYA BOSAN HIDUP, INGIN MATI SAJA ....
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ....
Seorang pria
setengah baya mendatangi seorang guru ngaji,
“Ustad, saya sudah bosan hidup. Sudah jenuh
betul. Rumah tangga saya berantakan. Usaha
saya kacau. Apapun yang saya lakukan selalu
berantakan. Saya ingin mati.” Sang Ustad pun
tersenyum, “Oh, kamu sakit.” “Tidak Ustad, saya
tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan
kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati.”
Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya,
sang Ustad meneruskan, “Kamu sakit. Dan
penyakitmu itu sebutannya, ‘Alergi Hidup’. Ya,
kamu alergi terhadap kehidupan.” Banyak sekali
di antara kita yang alergi terhadap kehidupan.
Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal
yang bertentangan dengan norma kehidupan.
Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan
mengalir terus, tetapi kita menginginkan status-
quo. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut
mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita
mengundang penyakit. Resistensi kita, penolakan
kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan
membuat kita sakit. Yang namanya usaha, pasti
ada pasang-surutnya. Dalam hal berumah-
tangga,bentrokan-bentrokan kecil itu memang
wajar, lumrah. Persahabatan pun tidak selalu
langgeng, tidak abadi. Apa sih yang langgeng,
yang abadi dalam hidup ini? Kita tidak menyadari
sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan
suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa
dan menderita. “Penyakitmu itu bisa
disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan
bersedia mengikuti petunjukku.” demikian ujar
sang Ustad. “Tidak Ustad, tidak. Saya sudah
betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup.”
pria itu menolak tawaran sang Ustad. “Jadi kamu
tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin
mati?” “Ya, memang saya sudah bosan hidup.”
“Baik, besok sore kamu akan mati. Ambillah
botol obat ini. Setengah botol diminum malam
ini, setengah botol lagi besok sore jam enam,
dan jam delapan malam kau akan mati dengan
tenang.” Giliran dia menjadi bingung.
Setiap
Ustad yang ia datangi selama ini selalu berupaya
untuk memberikannya semangat untuk hidup.
Tapi ustadz yang satu ini aneh. malah Ia bahkan
menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang
sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan
senang hati. Pulang kerumah, ia langsung
menghabiskan setengah botol racun yang disebut
“obat” oleh Ustad edan itu. Dan, ia merasakan
ketenangan sebagaimana tidak pernah ia rasakan
sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai! Tinggal
1 malam, 1 hari, dan ia akan mati. Ia akan
terbebaskan dari segala macam masalah.
Malam
itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama
keluarga di restoran masakan Jepang. Sesuatu
yang sudah tidak pernah ia lakukan selama
beberapa tahun terakhir. Pikir-pikir malam
terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis.
Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya
santai banget! Sebelum tidur, ia mencium bibir
istrinya dan membisiki di kupingnya, “Sayang,
aku mencintaimu.” Karena malam itu adalah
malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan
manis!
Esoknya bangun tidur, ia membuka
jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin
pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda
untuk melakukan jalan pagi. Pulang kerumah
setengah jam kemudian, ia menemukan istrinya
masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia
masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu
untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena
pagi itu adalah pagi terakhir,ia ingin
meninggalkan kenangan manis! Sang istripun
merasa aneh sekali, “Mas, apa yang terjadi hari
ini? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku,
mas.”
Di kantor, ia menyapa setiap orang,
bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun
bingung, “Hari ini, Bos kita kok aneh ya?” Dan
sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun
menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang
terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!
Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah.
Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan
apresiatif terhadap pendapat-pendapat yang
berbeda. Tiba- tiba hidup menjadi indah. Ia
mulai menikmatinya.
Pulang kerumah jam 5 sore,
ia menemukan istri tercinta menungguinya di
beranda depan. Kali ini justru sang istri yang
memberikan ciuman kepadanya, “Mas, sekali lagi
aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu
merepotkan kamu.” Anak-anak pun tidak ingin
ketinggalan, “Ayah, maafkan kami semua.
Selama ini, ayah selalu stres karena perilaku
kami semua.”
Tiba-tiba, sungai kehidupannya
mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi
sangat indah. Ia membatalkan niatnya untuk
bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah
botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya? ”
Ya Allah, apakah maut akan datang kepadaku.
Tundalah kematian itu ya Allah. Aku takut sekali
jika aku harus meninggalkan dunia ini “. Ia pun
buru-buru mendatangi sang Ustad yang telah
memberi racun kepadanya. Sesampainya
dirumah ustad tersebut, pria itu langsung
mengatakan bahwa ia akan membatalkan
kematiannya. Karena ia takut sekali jika ia harus
kembali kehilangan semua hal yang telah
membuat dia menjadi hidup kembali.
Melihat
wajah pria itu, rupanya sang Ustad langsung
mengetahui apa yang telah terjadi, sang ustad
pun berkata “Buang saja botol itu. Isinya air
biasa kok.. Kau sudah sembuh, Apa bila kau
hidup dalam kepasrahan, apabila kau hidup
dengan kesadaran bahwa maut dapat
menjemputmu kapan saja, maka kau akan
menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan
egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu.
Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah
bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan
jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup.
Itulah rahasia kehidupan.
Itulah kunci
kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan.
percayalah .. Allah bersama kita.” lalu Pria itu
mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang
Ustad, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi
pengalaman malam sebelumnya. Ah, indahnya
dunia ini……
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...
Salam Terkasih .. Dari Sahabat Untuk Sahabat ...
... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati
kita yang telah lama terkunci ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar