Memberi hiburan dan penyegaran atau refreshing otak sekaligus juga memberikan informasi
Sabtu, 20 Juni 2015
PENYESALAN SEORANG ANAK TERHADAP IBUNYA
―――――――――――― Pada
suatu hari, Seorang Anak berkata pada ibunya :
―――――――――――――" Ibu, aku malu sama
teman- temanku, mereka memiliki ibu yang
sempurna secara fisik dan mereka bangga
terhadap ibu mereka, ―――――――――――――
tapi aku bu, mengapa aku memiliki ibu yang
buta. Andai saja aku tau, aku dilahirkan oleh
seorang ibu yang buta, maka aku lebih memilih
untuk tidak dilahirkan”
――――――――――――― Mendengar kata-kata
yang keluar dari mulut anaknya,
――――――――――――― sang ibu berkata :
“Nak, ibu memang buta, tetapi walaupun kamu
malu dengan keadaan fisik yang ibu miliki, ibu
tetap sayang padamu nak.."
――――――――――――― Anak menjawab : “
Bu, semua teman-temanku selalu menghinaku,
bahkan tidak ada satu perempuan pun yang suka
padaku karena melihat fisik ibu yang tidak
sempurna. ――――――――――――― Mereka
takut jika kelak menikah denganku anak kami
juga akan cacat, buta seperti ibu ”.
――――――――――――― Mendengar perkataan
anaknya, Sang ibu begitu terpukul dan menangis,
――――――――――――― namun demikian
Sang Ibu tetap sayang pada anaknya. tak henti-
hentinya ibu itu berdo’a untuk anaknya.
――――――――――――― Detik berganti menit,
menit berganti jam, jam berganti hari,
――――――――――――― akhirnya Si Anak
menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Teknik.
――――――――――――― Betapa bangganya
hati Sang ibu mendengar anaknya akan diwisuda
dan menjadi seorang Insinyur, tak sia-sia
pengorbanannya selama ini dengan berjualan di
pasar untuk menyekolahkan Si Anak,
――――――――――――― tak kenal lelah Sang
ibu bekerja walaupun dalam keadaan matanya
yang buta. Sampailah saat yang ditunggu- tunggu
, ――――――――――――― saat Anaknya dan
yang lainnya akan diwisuda. Teman-teman
berserta orang tuanya dan keluarga berkumpul
menantikan acara dimulai,
――――――――――――― tetapi Sang ibu sama
sekali tidak diajak Anaknya untuk menghadiri
wisuda tersebut. ―――――――――――――
Akhirnya Sang ibu datang sendiri keacara
tersebut, ―――――――――――――
sesampainya ditempat Anaknya akan diwisuda,
betapa bahagianya hati sang ibu mendengar
nama anaknya dipanggil kedepan dengan nilai
terbaik.
――――――――――――― Namun si
Anak sangat malu terhadap teman-teman dan
kekasihnya ketika mengetahui ibunya juga hadir
di acara wisuda itu, ――――――― acara yang
seharusnya menurut si Anak membuatnya
bahagia. Pada saat itu,
――――――――――――― sang ibu mendekati
Si anak sambil meraba-raba wajah anaknya, lalu
kekasih Si anak bertanya pada: dia “ Siapa
perempuan buta itu ?"
――――――――――――― si Anak tidak
menjawab dan hanya diam membisu.
――――――――――――― Akhirnya sang ibu
berkata bahwa dia adalah ibunya. mendengar
ibunya berkata demikian,
――――――――――――― Si Anak akhirnya
pulang sebelum acara selesai dan meninggalkan
ibunya sendirian. ―――――――――――――
Setelah acara selesai akhirnya sang ibu juga
pulang kerumah tanpa anaknya.
――――――――――――― Namun siapa yang
tau kapan ajal akan tiba,
――――――――――――― ketika hendak
menyebrang jalan sang ibu meninggal dunia.
――――――――――――― Betapa terkejutnya sh
Anak ketika pihak rumah sakit mengabarkan
bahwa beberapa menit yang lalu ibunya telah
meninggal akibat kecelakaan.
――――――――――――― Dan petugas
kepolisian memberikan tas yang dibawa ibunya
pada saat menghadiri wisuda,
――――――――――――― si Anak hanya diam
duduk menunggu ibunya yang masih dibersihkan
dari sisa-sisa darah yang masih menempel di
tubunya.
――――――――――――― Pada saat
menunggu jenazah ibunya, si Anak membuka tas
kesayangan ibunya yang lusuh dan kumal itu.
――――――――――――― Disana terdapat foto
Sang ibu ketika mengandungnya, dan betapa
terkejutnya Si Anak ketika membaca sepucuk
surat yang begitu lusuh yang terdapat didalam
tas ibunya.
――――――――――――― Si Anak
membaca surat tersebut, dan didalam surat itu
tertulis : “ ―――――――――――――
Banjarmasin, 12 Oktober 1984,
Anakku yang
sangat kucintai, bayi mungilku yang sangat
kusayangi, betapa kau sangat berharga dihati ibu
nak. ――――――――――――― Walaupun kau
buta dari lahir tetapi ibu sangat menyayangimu,
――――――――――――― kaulah anugrah
terindah yang ibu miliki. Nak,
――――――――――――― ini adalah surat
terakhir yang ibu tulis, karena besok ibu sudah
tidak bisa lagi menuliskan kata-kata diatas
kertas. ――――――――――――― Karena besok
ibu akan mendonorkan kedua mata ibu untukmu
nak, ――――――――――――― agar kelak kau
dapat melihat dan menikmati indahnya dunia,
anugrah yang diberikan ALLAH.
―――――― Nak
suatu saat jika ibu sudah tiada dan kau ingin
melihat ibu, berkacalah nak, ≈karena dimatamu
ada ibu yang selalu menemanimu ”.
――――――――――――― Airmata Si Anak pun
mengalir deras, ia menyesal karena sudah
terlambat bagi dirinya untuk membahagiakan
ibunya. Si Anak teringat dengan semua
perbuatan yang ia lakukan terhadap ibunya,
――――――――――――― dia hanya duduk
terdiam tersimpuh di depan kaki ibunya yang
telah terbujur kaku. ―――――――――――――
Semua telah terjadi dan kini ibunya telah pergi
untuk selama-lamanya.
――――――――――――― “dalam hal ini
mengajarkan betapa besar kasih sayang seorang
ibu terhadap anaknya, tanpa mengharapkan
balasan. ――――――――――――― Ibu selalu
dengan ikhlas memberikan apapun yang
dimilikinya termasuk jiwanya sendiri “
――――――――――――― Buat Teman-teman
yang sudah membaca cerita ini, Bahagiakanlah
ibu mu selagi dia masih Hidup meskipun ada
kekurangan dalam Hidupnya , jangan biar kan Ibu
mu meneteskan air Mata karna Ulah mu
――――――――――――― Semoga bermanfaat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar